Rabu, 07 Maret 2012

Art of Music

nada musik
Apakah seni musik itu sebenarnya, dan maknanya bagi kehidupan manusia? Sepanjang sejarah banyak penyair, filusuf, penulis maupun musikus yang telah berupaya mendefinisikannya. Ada yang menganggap musik sebagai "bahasa para dewa", atau ada pula yang mengatakan bahwa "musik dimulai di saat ujaran berakhir". David Ewen mencatat sebuah definisi tentang musik yang dibuat oleh penyusun kamus sebagai "Ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional".

Schopenhauer, filusuf Jerman di abad ke-19 mengatakan dengan singkat bahwa "Musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta". Sementara itu menarik pula untuk dicatat pendapat Dello Joio, komponis Amerika keluaran Julliard School di New York, dan banyak bekerja sama dengan koreografer Martha Graham, bahwa "Mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain di luar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari satu kenyataan yang selam ini tersembunyi.
Berikut ini adalah pendapat Suhastjarja, dosen senior Fakultas Kesenian Institut Seni Indonesia Yogyakarta, lulusan peabody Institute dari Amerika, bahwa "Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmatinya". Lebih lanjut Suhastjarja mengemukakan bahwa oleh karena bentuk musik itu terbentang di ruang yang sifatnya spasial, maka ia dapat disejajarkan dengan bentuk-bentuk dalam seni sastra. Jika bentuk-bentuk sastra ditulis dari kiri ke kanan (kecuali dalam bahasa-bahasa Simetik dan bahasa-bahasa Oriental), bentuk-bentuk musik ditulis dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas, sehingga arah dari kiri ke kanan menunjukkan dimensi waktu, sedangkan dari arah bawah ke atas menunjukkan dimensi sifatnya akustik musikal. Kesejajaran dalam kalimat musik, seperti halnya dalam kalimat bahawa, terjadi antara frase anteseden dan frase konsekuen. Ini dapat dilihat dari tulisan musik secara horisontal dari kiri ke kanan, sedangkan kesejajaran yang vertikal antara dua garis melodi atau lebih yang berbunyi bersamaan, dapat dilihat dari tulisan musik secara horizontal sekaligus vertikal. Namun pengamatan tulisan musik secara vertikal khusus diperuntukkan bagi keselarasan bunyi bersama atau harmoni.

Peningkatan pengertian mengenai musik dapat dilakukan lewat peningkatan pengertian akan bentuk-bentuk musik, karena suatu imaji tanpa bentuk merupakan bayangan yang ruwet.

Kata Sifat Bentuk i

Kata Sifat Bentuk i

Bahasa Indonesia
Romaji
Hiragana/Katakana
Bagus
Ii
いい
Baik Hati
Yasashii
優し
Banyak
Ooi
おおい
Baru
Atarashii
あたらし
Benci
Kirai
きらい
Besar
Ookii
おおき
Biru
Aoi
あおい
Buruk
Warui
わる
Curam
Kewashii
けわしい
Dingin
Samui
さむ
Enak
Oishii
おいし
Gelap
Kurai
くらい
Hebat
Erai
えらい
Iri
Urayamashii
うらやましい
Kecil
Chiisai
ちいさ
Keras
Katai
かたい
Lama
Furui
ふる
Kotor
Kitanai
きたない
Murah
Yasui
やす
Menarik
Omoshiroi
おもしろ
Merah
Akai
あかい
Panas
Atsui
あつ
Pedas
Karai
からい
Putih
Siroi
しろい
Sejuk
Suzushii
すずしい
Sempit
Semai
せまい
Sibuk
Isogashii
忙し
Sulit
Muzukashii
むずかし
Takut
Kowaii
こわい
Tipis
Usui
うすい
Tebal
Atsui
あつい
Terang
Akarui
あかるい
Tinggi / Mahal
Takai

Lihat Kami

Lihat Kami

Lihatlah kami
Tuan duduk di singgasana tinggi
Kami duduk di sudut kota
Kami hidup berpangku tangan
Kami berbaring di tengah ramai kota
Kami menderita di negeri kami yang kaya
Berusaha berdamai dengan hidup
Berdamai dengan dingin dan pahit dunia
Kami mendamba pendidikan
Kami ingin merengkuh masa muda
Kami ingin meraih masa cemerlang
Menysuri jejak langkah hilang kami

Senin, 27 Februari 2012

Alpukat Cile Lawan Resistensi Antibiotik


Resistensi antibiotik atau bakteri yang kebal obat merupakan masalah kesehatan yang kini dihadapi dunia kedokteran. Harapan akan pemecahan masalah ini jatuh kepada buah alpukat dari Cile.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Microbial Chemotherapy ditunjukkan bahwa kandungan dalam alpukat Cile mampu melawan mekanisme resisten dari Staphylococcus aureus (disebut juga dengan infeksek staph).

Infeksi staph itu diketahui sebagai tipe infeksi bakteri yang paling sering dialami orang pascaoperasi. Dampak dari infeksi bakteri cukup serius, mulai dari sepsis hingga keracunan makanan.

Kerja ganda alpukat dari Cile yang dikombinasikan dengan antibiotik konvensional ternyata cukup efektif mengatasi infeksi yang kebal pada antibiotik saja.

Menurut para peneliti, alpukat tersebut mampu menurunkan level MIC dalam antibiotik. Level MIC adalah konsentrasi terendah antibiotik yang diperlukan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri. Alpukat dari Cile yang diteliti ini disebut-sebut mampu menurunkan level MIC antibiotik sampai delapan kali lipat.

"Bakteri yang resisten mempunyai mekanisme pompa pengeluaran di dalam membran tubuhnya yang bekerja untuk mendorong antibiotik. Riset berhasil mengenali kandungan di balik kerja pompa itu sehingga mekanisme pertahanan bakteri itu berhasil diketahui. Dengan demikian, antibiotik bisa bekerja," kata Jes Glitz Holler, ilmuwan dari Universitas Copenhagen Denmark yang melakukan riset ini.

Selain alpukat para peneliti kini juga meneliti beberapa zat untuk melawan bakteri super, salah satunya adalah madu yang dibuat dari bunga manuka. Dalam penelitian di laboratorium, bakteri yang kebal berhasil dibutuh oleh zat aktif madu ini.

sumber : 

Limbah untuk Bata Tahan Gempa

 
Indonesia terletak di antara empat lempeng tektonik, yakni lempeng Eurasia, Australia, Filipina, dan Carolina, lempeng tektonik muda yang aktif bergerak sepanjang tahun. Kondisi ini membuat Indonesia akrab dengan gempa berskala di atas 5 skala Richter.
Gempa besar sering kali menimbulkan kerusakan infrastruktur dan memakan korban jiwa. Korban yang timbul sebagian besar akibat tertimpa dinding yang runtuh.
Dampak destruktif gempa berupa puing-puing bangunan, termasuk pecahan genting, memicu ide tiga mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Ketiga mahasiswa itu, Selvie Agustina, Qori Putri Dewanti, dan Arum Dwicahyani, lantas memanfaatkan pecahan genting sebagai material agregat penyusun bata. Mereka kemudian menamakan produk itu smart H-Brick.

Agar lebih tahan terhadap guncangan gempa saat digunakan sebagai material pembangun dinding, bata itu dibuat dalam bentuk huruf H. Bata H ini merupakan pengembangan dari karya rekan-rekan mereka sebelumnya, yakni bata H dengan bahan kerikil.

Bata H diinspirasi dari interlock block (bata kait) yang banyak digunakan di luar negeri. Bata kait adalah material penyusun dinding yang mempunyai pengait untuk mengunci pergerakan akibat gaya. Bata ini merupakan pengembangan dari batako dengan menambahkan lips (pinggiran) pada sisi-sisi tertentu sebagai pengunci. Batako hanya mampu menahan goyangan gempa dari satu arah.

”Pada bata H sebelumnya, yang digunakan sebagai agregat adalah kerikil. Kami mengganti dengan pecahan genting yang ditambahkan serat limbah bubut baja agar dinding nantinya semakin kaku dan solid sehingga tahan guncangan,” kata Selvie beberapa waktu lalu.

Saling mengunci
Qori menambahkan, bentuk H dipilih karena bisa saling mengunci sehingga bentuk dinding tidak berubah saat menahan guncangan gempa dari dua arah, yakni sejajar dinding dan tegak lurus dinding. Adapun serat limbah bubut baja mempunyai kuat tarik yang besar sehingga dapat meningkatkan kuat tarik beton. Dengan demikian, jika terjadi gempa, dinding tidak langsung runtuh dan penghuni punya waktu untuk menyelamatkan diri.

Dosen pembimbing ketiga mahasiswa, Sholihin As’ad, mengatakan, batu bata yang membentuk huruf H membuat antarbata bisa saling mengunci. Ini mengingatkan pada konstruksi candi dengan penyusun batu-batu yang juga saling mengunci meski tidak menggunakan perekat atau semen.

Arum memaparkan, untuk membuat batu bata H, dibutuhkan semen, pasir, dan agregat (campuran pecahan genting dan limbah bubut baja) dengan perbandingan 1 : 2 : 3, lalu ditambah air.

Bata H terdiri atas tiga lapisan. Lapisan pertama dan ketiga berukuran 20 cm x 40 cm dengan tebal 3 cm. Lapis kedua berada di antara lapis pertama dan ketiga berbentuk huruf H berukuran 40 cm x 25 cm dengan tebal 4 cm. Lapis pertama dan ketiga dipasang sejajar, sedangkan lapisan kedua diletakkan 2,5 cm lebih tinggi dan 5 cm lebih menyamping untuk menciptakan lips.

Selain lebih tahan gempa, bata H juga memberi tampilan bangunan yang lebih baik. Pemasangannya pun tidak memerlukan semen. Dengan karya itu, ketiga mahasiswa menyabet Juara I Kompetisi Rancang Bangun yang digelar Universitas Udayana, Bali, akhir tahun 2011.

Ketiga mahasiswa berharap, bata H bisa diproduksi massal agar dapat dimanfaatkan masyarakat luas untuk membangun rumah tahan gempa.

sumber : kompas cetak

Jumat, 24 Februari 2012

Bahayanya Kalau Duduk Sampai 7 Jam Sehari


Bagi Anda para wanita yang kesehariannya menghabiskan sebagian aktivitas dengan duduk di kantor atau tempat kerja tampaknya harus berhati-hati. Sebuah riset terbaru menemukan, wanita yang duduk sampai tujuh jam sehari  berisiko lebih besar mengalami penyakit diabetes tipe-2.
Temuan ini mendorong supaya perempuan tidak berlama-lama duduk, sebagai salah satu faktor penting dalam mencegah penyakit kronis
Peneliti mengindikasikan, wanita yang menghabiskan waktu paling banyak duduk selama seminggu lebih cenderung menunjukkan tanda-tanda awal penyakit diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang lebih aktif.

Hasil tes darah menunjukkan bahwa wanita yang terlalu lama duduk memiliki penanda atau marker lebih tinggi yang menunjukkan adanya risiko mengidap diabetes. Sedangkan pada pria, peneliti tidak menemukan hubungan antara duduk lama dengan diabetes.

Para ilmuwan dari University of Leicester Inggris mengatakan bahwa mereka belum memiliki alasan mengapa hal ini tidak terjadi pada pria. Tapi mereka menduga bahwa wanita lebih rentan terhadap kerusakan akibat perilaku menetap (sedentary).

Dalam risetnya, peneliti dari  melibatkan 505 relawan pria dan wanita berusia 59 tahun atau lebih. Kemudian masing-masing relawan diberikan pertanyaan terkait seberapa lama mereka menghabiskan waktu duduk selama seminggu.

Setiap relawan juga menjalani tes untuk mengukur kadar zat kimia tertentu dalam darah mereka yang diketahui memiliki hubungan dengan risiko timbulnya diabetes.

Hasil riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine itu menunjukkan bahwa wanita cenderung duduk selama 4 sampai 7 jam setiap hari. Sedangkan pria antara 4 dan 8 jam sehari.

Peneliti mengindikasikan, wanita yang duduk paling lama cenderung memiliki kadar insulin lebih tinggi - hormon yang mengatur gula darah dalam tubuh. Kadar insulin yang tinggi dalam tubuh menunjukkan adanya resisten terhadap hormon dan perkembangan diabetes.

Bahkan peneliti juga mencatat adanya kadar lebih tinggi pada C-Reactive protein (CRP), leptin, adinopectin dan interleukin-6, di mana semua bahan kimia tersebut dilepaskan oleh jaringan lemak di perut dan dapat memicu timbulnya peradangan.

Tetapi hasil yang sama tidak ditemukan pada pria. Peneliti mengatakan hal ini mungkin disebabkan karena perempuan lebih mungkin untuk ngemil ketimbang pria saat sedang duduk atau mungkin karena pria lebih banyak bergerak.

"Studi ini memberikan bukti baru bahwa terlalu lama duduk, rendah aktivitas fisik, memiliki dampak kerusakan pada resistensi insulin dan peradangan yang kronis pada wanita bukan pria," kata peneliti.

"Temuan ini mendorong supaya perempuan tidak berlama-lama duduk, sebagai salah satu faktor penting dalam mencegah penyakit kronis," tambah peneliti

Menurut perkiraan, kebanyakan orang dewasa saat ini menghabiskan sekitar 55 persen waktu kerja mereka di tempat duduk.
Sebuah badan amal untuk diabetes di Inggris mencatat adanya kecenderungan peningkatan angka diabetes tipe dua di Inggris dari sekitar 2,5 juta saat ini sampai empat juta pada tahun 2025 dan lima juta pada 2030.

Menurut peneliti, lebih dari satu juta orang yang mengidap diabetes umumnya tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap penyakit gula tersebut. Kondisi ini mungkin dikarenakan mereka tidak mengenali gejala, seperti kelelahan, haus, sering buang air kecil, sariawan berulang dan luka yang cenderung susah untuk sembuh.

Kabar baiknya, sekitar 24.000 kematian per tahun (akibat diabetes) di Inggris dapat dengan mudah dicegah jika dokter melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih mendasar dan pasien menerapkan pola makan sehat dan seimbang serta teratur minum obat .

Jika dibiarkan dan tidak diobati, diabetes tipe dua dapat meningkatkan berbagai macam komplikasi penyakit seperti serangan jantung, kebutaan dan bahkan amputasi. Kelebihan berat badan, aktivitas fisik dan pola makan yang buruk merupakan faktor risiko utama untuk penyakit ini.
 
Sumber :
dailymail.co.uk

Mineral dalam Buah Kini Jauh Berkurang


Buah dan sayuran merupakan sumber terbaik vitamin dan mineral. Namun tahukah Anda bahwa kerusakan alam dapat menyebabkan kandungan mineral dalam buah sekarang ini jauh berkurang?

Mineral yang berasal dari tanah seharusnya diserap tanaman melalui akarnya. Demikian juga hewan menyerap mineral yang dibutuhkan dari tanaman yang dimakannya. Kemudian, produk hewani dan nabati itu diasup manusia. Selanjutnya mineral kembali ke tanah melalui sisa-sisa metabolisme. Siklus ini terus berlanjut.

Namun kerusakan alam, seperti banjir menyebabkan tanah erosi dan ikut menghanyutkan mineral dalam tanah. Padahal, kondisi lingkungan yang terjaga akan menghasilkan tanah dengan kondisi mineral yang baik.

"Dibandingkan dengan beberapa dekade lalu, kondisi mineral dalam sayur dan buah sudah jauh berkurang," kata Susana, Msc, kepala divisi riset nutrisi dari Nutrifood di Jakarta (24/2/12).

Dalam penelitian yang dimuat dalam British Food Journal tahun 1999 disebutkan bahwa kandungan mineral dalam buah dan sayur di berbagai negara rata-rata turun antara 5-75 persen dibandingkan 50 tahun lalu.

"Kalau dulu kita cukup mengasup satu buah apel untuk mencukupi serat, vitamin dan mineral harian, sekarang kita perlu mengasupnya lebih dari satu," katanya.

Selain dalam sayur dan buah, beberapa penelitian juga menemukan penurunan kualitas mineral pada produk hewani seperti daging merah dan daging ayam.

"Kandungan mineral dalam produk susu dan daging yang hidup di lingkungan yang hijau jauh lebih baik dibanding daerah yang kondisi lingkungannya rusak," katanya.

Menurut Environmental Protection Index, negara-negara di wilayah Eropa umumnya masih memiliki kondisi lingkungan yang terjaga. Dalam indeks yang menilai kondisi lingkungan 163 negara itu, sekitar 12 dari 20 negara terhijau dunia ada di Eropa. Di urutan pertama adalah Islandia dan di urutan ke-20 adalah Jepang.

Sumber mineral yang kini menjadi perhatian adalah laut yang merupakan rumah bagi berbagai jenis rumput laut.

 
Powered by Blogger